Senin, 30 Juni 2014

Nama  : Risky Tangkilisan
NPM   : 36410049
Kelas   : 4ID01


TUGAS ETIKA PROFESI

StudiKasus

1.    Apa sebenarnya kepakaran dari seorang sarjana teknik industri?
2.    Tuliskan karakter-karakter tidak ber-ETIKA menurut kalian dalam kehidupan sehari-hari (beri 5 contoh dan analisa) ?
3.    Tuliskan aktivitas tidak ber-ETIKA professional dalam bekerja (beri 5 contoh dan analisa) ?

Jawaban

1. Kepakaran dari seorang sarjana teknik industri adalah sebagai berikut:
Kepakaran merupakan suatu penguasaan pengetahuan di bidang tertentu. Ada juga yang mengatakan bahwa kepakaran merupakan pemahaman yang luas dari tugas atau pengetahuan spesifik yang diperoleh dari pelatihan, membaca dan pengalaman. Jika dari definisi kepakaran saja maka dapat diambil definisi kepakaran dari seorang sarjana teknik industri merupakan suatu pemahaman yang luas dari pengetahuan yang spesifik berdasarkan pelatihan, membaca dan pengalaman dari sarjana teknik industri. Perlu diketahui pula apa definisi dari sarjana teknik industri untuk mengetahui apa sebenarnya kepakaran dari seorang sarjana teknik industri. Sarjana teknik industri diarahkan untuk memiliki kemampuan pemecahan masalah yang kuat dan sistemik dengan pendekatan multi-disiplin tentunya dalam kerangka keilmuan teknik industri. Keilmuan teknik industri sendiri merupakan keilmuan teknik yang unik karena telah mengandung pendekatan multi-disiplin dalam pendefinisian keilmuannya.
Seorang sarjana Teknik Industri harus mampu mengidentifikasikan, memformulasikan, dan memecahkan masalah-masalah sistem integral menggunakan alat-alat pokok analitikal, komputasional, dan/atau eksperimental, mempunyai wawasan luas sehingga dapat memahami dampak penerapan keilmuan teknik industri terhadap konteks global/soasial, mampu berkomunikasi secara efektif, mampu bekerjasama dalam kelompok yang bersifat multi disiplin, baik dalam peran sebagai pemimpin maupun anggota kelompok, mampu menerapkan teknik dan alat analisis baru yang diperlukan dalam menjalankan praktek profesi ke-teknik-industrian-nya, memahami dan menyadari tanggung jawab profesi dan etika, memahami dan menyadari tentang pentingnya belajar berkelanjutan.

2.  Karakter-karakter tidak ber-ETIKA dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:
a.   Bersikap egois dalam kelompok kerja.
Dalam suatu kelompok kerja dibutuhkan kerja sama dan kekompakkan satu sama lain tetapi jika ada satu orang saja yang tidak mau mengerjakan tugas dalam kelompok tsb dengan alasan tidak jelas maka orang tsb dapat dianggap tidak beretika karena tidak ingin dibebani tugas apapun.
b. Tidak menaati peraturan yang ditetapkan oleh Kampus.
Membuat keributan disekitaran kampus dan menggangu mahasiswa lain yang sedang belajar dan tidak menghormati para dosen yang ada.
c.     Suka mengambil barang orang lain (pencuri).
Orang yang selalu mencari-cari kesempatan disaat orang lain lengah untuk mengambil barang yang bukan miliknya merupakan salah satu karakter orang yang tidak beretika.
d.      Membeda-bedakan teman sesama mahasiswa.
Hal ini terjadi karena setiap mahasiswa yang ada disuatu kampus berasal dari seluruh pelosok tanah air sehingga rasisme terjadi.
e.       Melakukan Plagiat terhadap karyailmiah.
Ini merupakan suatu hal yang paling sering dijumpai pada masa sekarang dimana banyak mahasiswa yang melakukan tindakan menyontek, plagiat, memalsu tandatangan kehadiran dan tindakan tercela lainnya.

3.      Aktivitas tidak ber-ETIKA professional dalam bekerja, yaitu:
a.       Pulang kerja sebelum waktunya
Merupakan sikap yang salah dalam bekerja karena perusahaan sudah menetapkan jam bekerja untuk setiap karyawan yang ada. Hal ini akan menimbulkan perpecahan didalam perusahaan sehingga karena masalah ini dapat menimbulkan kerugian terhadap perusahaan.
b.      Bersikap menjilat ke atasan dan mendepak bawahan.
Merupakan sesuatu yang sangat tidak terpuji dengan menjilat atasan sedangkan bawahannya didepak. Hal ini memunculkan yang namanya perpecahan dalam perusahaan sehinggan sistem yang terjadi dalam perusahaan terganggu.
c.       Bergegas-gegas pulang pada waktu tutup kantor, sedangkan selalu datang terlambat.
Merupakan sikap seorang yang apati (mementingkan kepentingan sendiri) dant tidak mau urus dengan maslah yang terdapat dalam perusahaan.
d.      Sering memakai telepon kantor untuk urusan pribadi.
Hal ini dapat menimbulkan kerugian buat perusahaan karena penggunaan telepon yang berlebihan dalam suatu perusahaan dapat mengggangu karyawan lain yang sedang bekerja.
e.       Selalu menunda-nunda pekarjaan yang harusnya segera diselesaikan.

Hal ini membuat jadwal produksi sebuah perusahaan terganggu dan memunculkan kerugian bagi perusahaan.

Rabu, 29 Januari 2014



1.                  Pengertian kewirausahaan
Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira, berarti pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. Usaha, berarti perbuatan amal, bekerja, berbuat sesuatu.
Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu. Ini baru dari segi etimologi (asal usul kata). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, wirausaha adalah orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk mengadakan produk baru, mengatur permodalan operasinya serta memasarkannya.
Sedangkan hasil lokakarya Sistem Pendidikan dan Pengembangan di Indonesia tahun 1978, mendefinisikan “Wirausahawan adalah pejuang kemajuan yang mengabdikan diri kepada masyarakat dengan wujud pendidikan dan bertekad dengan kemampuan sendiri membantu memenuhi kebutuhan masyarakat yang makin meningkat dan memperluas lapangan kerja”.
Dalam lampiran Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusahan Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1995, dicantumkan bahwa:
*   Wirausaha adalah orang yang mempunyai semangat, sikap, perilaku dan kemampuan kewirausahaan.
*   Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan serta menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.
Jadi wirausaha itu mengarah kepada orang yang melakukan usaha/kegiatan sendiri dengan segala kemampuan yang dimilikinya. Sedangkan kewirausahaan menunjuk kepada sikap mental yang dimiliki seorang wirausaha dalam melaksanakan usaha/kegiatan.

2.                  Peranan Wirausaha
Berdasarkan pengertian dari wirausaha dan kewirausahaan di atas, cobalah Anda susun peranan wirausaha! Lalu Anda bandingkan dengan poin-poin berikut:
a.    Sebagai salah satu jalan keluar untuk memecahkan masalah  ketenagakerjaan (mengurangi pengangguran).
b.    Turut membangun perekonomian nasional dengan tidak membebani pemerintah dan masyarakat.
c.    Meningkatkan pendapatan masyarakat.
d.   Meningkatkan produktivitas faktor-faktor produksi.

3.                  Karakteristik Wirausaha
Menurut pendapat Bygrave ciri-ciri atau karakteristik wirausahawan dikenal dengan istilah 10D, yaitu:
a.    Dream (Visi ke Depan)
Seorang wirausahawan harus mempunyai visi atau pandangan ke masa depan untuk meningkatkan dan mengembangkan usahanya serta mempunyai kemampuan untuk mewujudkan visinya.
b.    Decisiveness (Keputusan dengan Cepat)
Seorang wirausahawan adalah orang yang dapat bekerja dengan cepat dalam menghasilkan sesuatu. Selain itu juga dapat membuat suatu keputusan dengan cepat, tepat dan penuh perhitungan, agar berhasil dalam mengembangkan usahanya.
c.    Doers (Melaksanakan Keputusan)
Seorang wirausahawan dalam mengambil keputusan akan langsung menindaklanjuti. Kegiatannya dilaksanakan secepat mungkin dengan penuh perhitungan. Ia tidak mau menunda kesempatan yang baik dalam menjalankan bisnisnya.
d.   Determination (Penentuan/Kebulatan Tekad)
Seorang wirausahawan melaksanakan kegiatannya dengan penuh perhatian, rasa tanggung jawab, dan tidak mudah menyerah, walaupun dihadapkan pada halangan dan rintangan yang mustahil untuk diatasi.
e.    Dedication (Pengabdian)
Seorang wirausahawan harus mempunyai dedikasi (mengutamakan pekerjaan) yang tinggi terhadap bisnisnya, kadang-kadang mengorbankan kepentingan keluarga untuk sementara waktu. Ia melaksanakan pekerjaannya tanpa kenal lelah. Semua perhatiannya dipusatkan untuk kegiatan bisnisnya.
f.     Devotion (Mencintai Pekerjaan)
Seorang wirausahawan harus mencintai pekerjaan bisnisnya dan produk yang dihasilkannya. Hal inilah yang mendorong keberhasilan yang efektif untuk menjual produknya.
g.    Details (Dapat Memerinci)
Seorang wirausahawan sangat memperhatikan faktor-faktor yang sangat rinci terhadap apa yang terjadi selama menjalankan kegiatan usahanya. Dia tidak mengabaikan faktor-faktor yang kecil yang dapat menghambat kegiatan usahanya.
h.    Destiny (Bertanggung Jawab atas Nasib Usahanya)
Seorang wirausahawan bertanggung jawab terhadap nasib dan tujuan yang hendak dicapainya. Dia merupakan orang yang bebas dan tidak mau bergantung pada orang lain.
i.      Dollars (Kekayaan)
Seorang wirausahawan tidak mengutamakan pada pencapaian kekayaan. Motivasinya bukan karena masalah uang. Dia berasumsi jika berhasil dalam bisnisnya, maka ia pantas mendapat laba, bonus, atau hadiah.
j.      Distribute (Membagi-bagi)
Seorang wirausahawan bersedia mendistribusikan kepemilikan bisnisnya kepada orang-orang kepercayaannya, yaitu orang-orang yang kritis dan mau diajak untuk mencapai sukses dalam bisnisnya.

4.                  Syarat Menjadi Wirausaha
Beberapa persyaratan dasar untuk menjadi seorang wirausaha terdiri dari 8K dan 7P.
8K
7P
1.    Ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2.    Kemauan, keuletan, dan ketekunan.
3.    Kemampuan dan keahlian.
4.    Kesempatan yang ada dan digunakan.
5.    Keteraturan dan kecepatan kerja serta ketaatan (disiplin).
6.    Keberanian mengambil risiko dan menghadapi ketidakpastian.
7.    Kesadaran sosial dan kemerdekaan.
8.    Kapital dan keuangan.
1.    Pendidikan.
2.    Pengajaran dan atau latihan.
3.    Penerangan, penyuluhan, dan bimbingan.
4.    Pengelolaan dan perlindungan serta kepastian hukum.
5.    Pendekatan strategis.
6.    Penghayatan hakiki kehidupan.
7.    Perbankan.

5.                  Sektor Kewirausahaan
Sektor-sektor usaha dalam hubungannya dengan wirausaha dapat dikelompokkan menjadi sektor formal dan informal.
a.         Sektor formal
adalah kegiatan-kegiatan usaha yang dikelola sedemikian rupa, sehingga kegiatannya bersifat tetap atau menjadi tumpuan harapan pengelola.
Sektor ekonomi formal yang dapat diusahakan antara lain:
·       Industri, baik industri besar, industri menengah, industry kecil, industri kerajinan, maupun industri pariwisata,
·       Perdagangan, baik dalam negeri maupun luar negeri atau perdagangan internasional, dan pedagang besar, pedagang menengah atau pedagang kecil.
·       Jasa dan transportasi, yang meliputi pedagang perantara, pemberi kredit atau perbankan, pengusaha angkutan, pengusaha hotel dan restoran, pengusaha biro jasa atau travel pariwisata, pengusaha asuransi, pergudangan, perbengkelan, koperasi, tata busana, dan lain sebagainya.
·       Agraris, yang meliputi pertanian, perkebunan dan kehutanan, perikanan dan peternakan.
·       Lapangan pertambangan dan energi, meliputi bidang minyak bumi dan gas alam yang ada, dan
·       Usaha-usaha lainnya yang berbentuk perusahaan, berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum.
b.         Sektor informal
adalah kegiatan usaha yang bersifat sampingan, biasanya tidak berbentuk perusahaan serta berbentuk home industri (industri rumah tangga).
Sektor ekonomi informal yang bisa diusahakan antara lain:
·       Sebagai pedagang kecil atau retailer.
·       Industri rakyat atau industri rumah tangga, meliputi pengrajin, pengolahan hasil pertanian, pengolahan hasil perkebunan, pengolahan hasil perikanan, pengolahan hasil peternakan, dan pengolahan hasil kehutanan,
·       Jasa, meliputi perantara perdagangan, angkutan, warung makan, perbengkelan, biro jasa travel/perjalanan, tata busaha atau penjahit, dan sebagainya,
·       Agraris, meliputi pertanian tanaman pangan, perkebunan kecil, perikanan darat, peternakan unggas, dan sebagainya, atau
·       Usaha-usaha lainnya yang tidak berbentuk perusahaan.

Sumber :
2.    http://adesyams.blogspot.com/2009/09/keuntungan-dan-tantangan-berwirausaha.html