Jumat, 21 Oktober 2011

INDAHNYA CINTA

Lirik Lagu Ipang BIP  Tentang Cinta
Sekilas tentang dirimu
Yang lama ku nanti
Memikat hatiku
Jumpamu pertama kali
Janji yang pernah terucap
Tuk satukan hati kita
Namun tak pernah terjadi
Mungkinkah masih ada waktu
Yang tersisa untukku
Mungkinkah masih ada cinta di hatimu

Andaikan saja aku tahu
Kau tak hadirkan cintamu
Inginku melepasmu dengan pelukan

Sesal yang datang selalu
Takkan membuatmu kembali
Maafkan aku yang tak pernah tahu
Hingga semuanya pun kini tlah berlalu

Maafkan aku
Maafkan aku

Mungkinkah masih ada waktu
Yang tersisa untukku
Mungkinkah masih ada cinta di hatimu

Andaikan saja aku tahu
Kau tak hadirkan cintamu

Inginku melepasmu dengan pelukan
Inginku melepasmu dengan pelukan

Kebaradaan seseorang memiliki posisi spesial pada tempat teristimewa dihati manusia memberikan energi yang sangat berarti. Kata "CINTA" menikan relung hati terdalam manusia, ketika cinta menyapa, senyuman, tingkah yang mapu membuat orang kebingungan dalam mengartikanya. Cinta membuat hidup terasa bermakna, kebermaknaan ini membuat semangat yang tadinya tiada pernah diduga dimiliki seseorang yang akhirnya muncul menyadarkan bahwasanya ia memiliki sesuatu yang lebih dan lebih, bahkan ia sendir tidak menyadarinya.
CINTA..cinta..cinta sebuah keagungan yang bermakna dengan penuh kasih sayang, CINTA BERMAKNA menjadi cinta yang indah dengan penuh HARAPAN. 

Kekerabatan, Kultur Manis Indonesia



Selama ini saya ga pernah merasa saya bukan bagian dari masyarakat Indonesia. Tapi sekarang, saya heran kenapa saya yang lahir dan dibesarkan di tanah ini menjadi asing dengan kultur yang ada.
Artikel ini dibuat setelah saya mampir ke berbagai blog yang dengan antusias menuliskan betapa manisnya berkumpul bersama kerabat (famili, sanak keluarga, atau apa pun istilahnya) selama lebaran.
Dari berbagai tulisan itu saya dapat merasakan betapa kental kekerabatan dalam masyarakat Indonesia. Hei, saya orang Indonesia juga tapi kok ga bisa merasakan hal yang sama? Saya heran gimana seorang adik bisa kangen setengah mati pada kakaknya cuma karena sudah setahun ga ketemu. Kok bisa, ya?
Saya pernah ga ketemu satu-satunya abang kandung saya selama delapan tahun. Bahkan terakhir kami bertemu enam tahun lalu. Jika dia jadi berangkat ke luar negeri untuk bekerja akhir tahun ini, saya ga tahu kapan kami akan bertemu lagi. Saya ‘hanya’ menerima kiriman oleh-oleh tiap kali saudara-saudara saya balik dari luar negeri.
Saya ga datang menjenguk kakak yang pulang dari haji. Seorang teman dekat sampai heran mengenai ini. Alasan saya, saya ga mungkin bolak-balik ke Jakarta membuang uang sekian juta (saat itu ongkos pesawat masih mahal) dan meninggalkan pekerjaan, kan kakak saya ‘hanya’ pulang dari Mekah. Bukan kali pertama dia ke luar negeri dan saya belum pernah ikut menjemput atau mengantarnya.
Saya pun ‘hanya’ bisa menghadiri wisuda salah satu kakak.
Satu-satunya saudara yang saya hadiri pernikahannya hanyalah adik bungsu. Saat itu hampir semua sanak keluarga hadir. Dan saya ga punya halangan apa pun untuk datang. Pernikahan kakak pertama dan ketiga ga bisa saya hadiri karena saya sedang ujian semester. Sedangkan pernikahan kakak kedua dilaksanakan sehari sebelum saya ujian skripsi.
Saya bahkan ga hafal nama-nama seluruh ponakan saya yang jumlahnya cuma sepuluh! Meski setiap ulang tahun selalu saya kirimi sms atau menelpon karena ada alarm pengingat di ponsel saya.
Kurang Indonesianis?
Secara pribadi senang sekali dengan kekerabatan di negara ini. Mereka masih bisa mengingat nama nenek buyutnya, masih tahu tante dari tantenya, masih kenal ipar dari kakak iparnya. Bahkan mereka sering menganggap orang yang ga ada hubungan sebagai sanak keluarga atau ‘masih ada bau-baunya’.
Adat Indonesia yang berfaham patrilinial, terutama beberapa suku seperti Batak, Manado, dan Bugis, memang mengisyaratkan kekerabatan jauh sebagai bagian dari keluarga besar. Bahkan amat besar.
Tapi dalam kehidupan pribadi, saya lebih suka menganggap ayah-ibu dan saudara-saudara kandung plus keluarga inti mereka (suami-istri dan anak-anak) sebagai keluarga saya. Diluar itu, saya ga berkewajiban menjadi bagian dari keluarga mereka. Tapi kalau mereka datang ke Palembang, saya akan senang jika mereka bisa menginap di rumah saya.
Mungkin terdengar terlalu individualis, sok bisa mengatasi masalah tanpa bantuan orang lain. Tapi aslinya saya hanya ga mau merepotkan siapa pun. Jika saya punya masalah, saya terbiasa menyelesaikannya sendiri. Setelah masalah kelar, baru saya akan menelpon kerabat memberitahukan semuanya. Pernah putra saya opname di rumah sakit selama seminggu. Kakak ipar menelpon besok akan menjemput kami lebaran di rumahnya. Dia terkejut setengah mati saat tahu baru setengah jam yang lalu kami keluar dari rumah sakit!
Sejak itu, ibu atau saudara-saudara saya, juga teman-teman, jadi rajin menanyakan apa yang sedang terjadi. Soalnya kalau menunggu saya cerita, pasti telat. Jadi bukan sekadar menanyakan kabar karena saya pasti akan menjawab baik-baik saja meski saat itu saya sedang berurusan dengan polisi atau lagi diopname di rumah sakit, misalnya.
Beberapa teman bilang saya ga Indonesianis (istilah apa pula ini!).
Dalam pikiran saya, menolong orang ga harus melihat sisi kekerabatan. Sampai detik ini, seorang tetangga jauh (hanya pernah bicara 1-2 kali) meminjam uang sekian juta rupiah untuk membayar ongkos operasi istri dan anaknya. Herannya dia mau-maunya datang ke saya padahal saya bukan
orang kaya. Bahkan saat itu tinggal di rumah kontrakan. Sedangkan tetangga-tetangga lainnya tinggal di rumah gedong milik sendiri! Seandainya pun dia punya rejeki untuk mengembalikan uang saya, dia akan kesulitan karena saya pindah rumah sejak dua bulan lalu.
Dalam pandangan saya, semua manusia di muka bumi ini adalah kerabat. Semua berasal dari satu nenek moyang. Dulu waktu masih punya waktu menulis buat website komersil seorang teman, saya ga pernah mengambil feetetapi si teman akan menyalurkan uang itu ke sebuah yayasan kemanusian untuk disalurkan ke seluruh dunia.
Daddy saya (semoga Tuhan menjaganya) mengajarkan hal itu. Suatu hari dia menelpon saya dan menanyakan apa saya baik-saik saja karena dia barusan membaca berita di internet ada gempa bumi di Indonesia. Dari internet saya tahu bahwa gempanya di Jawa Tengah.
Saya bilang: untung ga ada keluarga di sana.
Beliau marah sekali mendengar itu.
‘Teganya kamu bilang begitu. Orang-orang itu lagi bersedih. Mungkin juga ada yang mati. Dan mereka semua saudaramu!’
Apa untungnya memiliki banyak kerabat?
1) Jika ada masalah tentu akan banyak pihak yang bisa dimintai bantuan.
2) Banyak tempat liburan yang bisa dituju, terutama kalau lagi bokek.
3) Kalau ingin cerita, ada banyak orang yang siap mendengarkan.
Trus apa ruginya?
1) Tentu akan banyak hari yang harus disisihkan untuk saling berkunjung. Mungkin bahkan mengorbankan perasaan anak-anak mereka yang sebenarnya ga mau ikut tapi terpaksa harus terlibat dengan alasan menghormati keluarga.
2) Harus menyisihkan waktu plus duit untuk sms atau nelpon atau membelikan sejumlah hadiah buat peristiwa penting, misalnya ulang tahun atau menikah.
3) Nama-nama yang harus dihapal makin nambah (soalnya saya paling susah menghapal nama orang!)
Kerabat yang Saya Kenal
Orang-orang yang saya kenal selain keluarga inti saya adalah saudara-saudara kandung beserta suami-istri dan anak-anak mereka. Tapi jangan tanya saya nama-nama asli mereka. Saya ga yakin saya bisa menyebutkan semuanya dengan benar.
Waktu kecil saya kenal kakek (orang tua ibu, karena yang lain sudah meninggal sebelum saya lahir), semua saudara kandung ibu dan anak-anak mereka (yang waktu itu baru beberapa orang), 2-3 orang saudara kandung ayah, beberapa sepupu dari keluarga ibu dan ayah (meski ga satu pun yang saya tahu keberadaannya sekarang, entah di mana mereka tinggal atau bekerja).

Minggu, 02 Oktober 2011

Pemenggalan patung wayang di Purwakarta

Patung raksasa Bima yang berdiri di Jalan Baru di Nagri Kaler yang merupakan sub distrik Purwakarta ini mendapat larangan keras dari pihak forum ulama. Bahkan forum ulama mengklaim bahwa patung Bima itu memberikan dampak negatif terhadap publik karena itu adalah sebuah imej dari figur yang hanya eksis dalam keyakinan tahayul masyarakat saja.
Ini adalah sebuah cara untuk menghilangkan patung itu dari keyakinan tahayul. Abdullah berpendapat," dari sudut pandang ekonomi patung ini dibuat hanya membuang-buang uang dan dari sudut pandang hukum patung ini menyebabkan ketidaknyamanan bagi masyarakat umum. Ia kemudian menambahkan bahwa patung itu harus diganti dengan sebuah figur Islamik.
Demonstrasi ini tiba kurang dari 2 bulan setelah pihak administrasi Bekasi di Jawa Barat mencopot patung setinggi 17 meter “Tiga Mojang” (“Tiga Gadis”), yang membutuhkan waktu setahun untuk membangunnya dengan sekurangnya dikerjakan oleh 50 orang pekerja, dengan pengeluaran sekitar 2,4 milyar rupiah.
Setelah mendapatkan tentangan dari kelompok-kelompok garis keras, termasuk para pemrotes yang menyemprotkan cat dan menutup patung itu dengan kain putih, walikota Bekasi, Mochtar Muhammad, memerintahkan pihak pengembang dari komplek itu, dimana patung itu berdiri, agar mencopot patung itu. Pada pertengahan Mei, lebih dari 1000 massa organisasi-organisasi garis keras Islam melakukan unjuk rasa di luar kantor administrasi Bekasi untuk memprotes patung itu.
Pemimpin Front Pembela Islam Bekasi (FPI), Murhali Barda, mengatakan bahwa patung Tiga Mojang, meskipun sudah mendapatkan ijin pendiriannya, dianggap sebagai patung yang tidak islamik.
“Ketiga wanita itu mengenakan pakaian yang ketat”, kata Murhali. “Dan di atas semuanya, Islam melarang patung dan lukisan yang coba untuk mengkopi mahluk hidup yang nyata.
Bahkan puluhan seniman yang tergabung dalam Forum Penyelamat Budaya Nusantara (Format Bara) mengutuk perusakan patung yang dilakukan sekelompok pendemo di Purwakarta Jawa Barat beberapa waktu yang lalu.
Perusakan patung wayang Bima, Gatutkaca dan Semar merupakan penghinaan terhadap hasil budaya bangsa. “Apa pun dalihnya perusakan itu tidak dibenarkan, itu menghina seniman dan budaya bangsa” ungkap Joko.
Menurutnya, wayang merupakan kekayaan budaya masyarakat dan bangsa indonesia yang telah mendapatkan pengakuan dari dunia internasional. Selain itu wayang juga menjadi media pendidikan moral dan spiritual bangsa yang sudah berurat berakar dalam kehidupan bangsa.
Untuk itu mereka meminta pemerintah provinsi jawa tengah ikut serta mengambil langkah – langkah, agar peristiwa anarkis di kota Purwakarta, Jawa Barat tidak terjadi di wilayah ini.
Lebih lanjut Joko mengharapkan agar aparat keamanan memproses perusakan itu agar tidak merembet ke daerah daerah lain. “Aparat harus bertindak tegas dengan mengusut tuntas kasus tersebut. Kalau tidak diusut bisa menjadi preseden buruk dan dikawatirkan merembet ke daerah lain,” ungkap Joko. Disainer Tiga Mojang, Nyoman Nuarta mengatakan bahwa patung yang ia buat biasanya menggambarkan mahluk hidup karena biasanya orang Indonesia tidak tertarik dengan seni abstrak. Ia juga mengatakan bahwa orang-orang Indonesia cenderung melupakan akar budaya mereka dan selalu siap untuk mengadopsi segala sesuatu dari luar, apakah baik atau buruk. “Kita mengambil budaya Amerika atau Arab seolah-olah kita sendiri tidak merasa bangga dengan budaya kita sendiri,”.
Kita sebagai orang jawa menganggap tokoh-tokoh wayang sebagai cerminan sifat manusia, tidak lebih dari itu. Jadi orang-orang yang mencela bahkan mau merusak budaya Jawa dalam hal Pewayangan ini, saya sebagai orang Jawa menentang keras perbuatan diatas, seharusnya kita itu harus melestarikan atau menjaga budaya-budaya Indonesia dari Jawa bukan malah menghancurkannya.

Mudik

Lebaran merupakan hari yang ditunggu-tunggu, dikarenakan saat itulah warga dapat bercengkerama dengan sanak saudara di kampung halaman. Kemacetan lalu lintas tidak menjadi penghalang mereka untuk tetap kembali ke kampung halamannya.
Ada dua hal yang perlu dipersiapkan agar perjalanan mudik berlangsung dengan aman dan mulus. Pertama, menyiapkan mobil sebaik mungkin, antara lain dengan memeriksakan kondisi mobil ke bengkel. Kedua, menyiapkan kondisi orang atau orang-orang yang akan mengendarai mobil tersebut.
Saat sampai ke bengkel untuk memeriksakan mobil, ingatlah untuk menyampaikan bahwa kendaraan itu akan digunakan untuk mudik, sehingga bengkel dapat mengetahui pemeriksaan apa saja yang harus dilakukan.
Sebelum melakukan perjalanan, jangan lupa meminta lokasi bengkel siaga di sepanjang jalur mudik yang akan dilalui atau nomor telepon darurat yang dapat dihubungi. Dengan demikian, apabila kendaraan anda mengalami kerusakan atau gangguan mesin di engah-tengah perjalanan, anda tahu kemana dan siapa yang dapat anda tuju dan hubungi.
Setelah menyiapkan mobil untuk melakukan perjalanan mudik, giliran pengendara yang adalah orang yang menjamin perjalanan mudik berlangsung aman dan nyaman yang harus dipersiapkan kondisinya. Kondisi fisik pengendara harus bugar atau fit, yang dapat dicapai antara lain dengan istirahat yang cukup.
Setelah berpuasa selama hamper satu bulan penuh, kondisi fisik seseorang dapat menjadi lelah. Kelelahan dapat menyebabkan konsentrasi pengendara menurun tajam, mengantuk atau mudah terpancing emosinya, hal ini dapat mengakibatkan kondisi yang berbahaya dan fatal. Jika sampai terjadi kecelakaan, maka rencana untuk merayakan lebaran di kampung halaman pupus sudah.
Maka untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan ini, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh seorang pengendara, yakni persiapan kondisi fisik sebaik-baiknya, patuhi tanda dan rambu lalu lintas, focus dan berkonsentrasi penuh selama berkendara, memerhatikan gerak-gerik mobil lain dan yang datang dari arah berlawanan, serta berusaha tetap sabar dan berkepala dingin.
Jika merasa lelah atau mengantuk dan tidak ada orang yang dapat menggantikan mengendarai, sebaiknya pengendara segera menepikan kendaraannya untuk beristirahat atau tidur sejenak. Ingatlah, keamanan dan kenyamanan perjalanan mudik untuk merayakan lebaran bersama sanak saudara di kampung halaman sepenuhnya berada di tangan anda. Berhati-hatilah!